Benur NP Solusi Cegah Penyakit

Sakti Biru Indonesia merupakan pendatang baru dalam industri udang. Kendati begitu pihaknya melakukan inovasi-inovasi dan riset bagaimana mengendalikan budidaya agar lebih terkontrol.

by Sakti Biru Indonesia • Published on July 2, 2025

*Berita ini pertama kali diterbitkan oleh TROBOS Aqua dengan judul yang sama
 

Berbagai upaya terus dilakukan pemangku kepentingan guna mencegah serangan penyakit pada udang vannamei. Di antaranya adalah benur pendederan yang sudah diperkuat imunnya. Kendala pengangkutan untuk jarak jauh juga sudah teratasi dengan melembutkan antena dan rostrum udang guna meniminalisasi kematian selama perjalanan.

Hal itu menjadi topik bahasan pada diskusi panel “Kopi Darat Pelaku Budidaya Vanamei” yang digelar PT Sakti Biru Indonesia (SBI) di Suwak, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (25/02) siang.Diskusi bertemakan ‘Ciptakan Budidaya Udang yang Inovatif dan Sustainable’itu dibuka Direktur PT SBI Suseno dan dihadiri sekitar 60-an pelaku budidaya udang dan pemangku kepentingan lainnya.

Tampil menjadi narasumber Agung Wijayanto dari Tim Riset PT SBI yang memaparkan tentang pendederan benur; Arining Vita Ayu Nadya menguraikan tentang pengecekan penyakit menggunakan digital PCR; Taufik Hidayat tentang perhitungan bisnis menggunakan benur NP dan Prof Supriyono tentang upaya melembutkan antena dan rostrum udang guna meniminalisasi kematian selama perjalanan.

Dalam sambutannya Suseno mengatakan, perusahaannya merupakan pendatang baru dalam industri udang. Kendati begitu pihaknya melakukan inovasi-inovasi dan riset bagaimana mengendalikan budidaya agar lebih terkontrol. Lalu memperketat pemeriksaan penyakit mulai dari benur melalui pemeriksaan PCR yang bisa mendeteksi tujuh penyakit sekaligus.

Salah satu inovasinya adalah benur pendederan yang ditingkatkan imunnya sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit ketika ditebar di kolam budidaya, penggunaan nanobuble; melembutkan antena dan rostrum udang guna meniminalisasi kematian selama perjalanan sehingga benur NP bisa dibawa ke tambak yang jaraknya jauh dari hatchery.

Untuk saat ini hatchery PT SBI di Kalianda dan pendederan di Suak, Kabupaten Lampung Selatan pihaknya bisa memproduksi 30 juta benur NP per bulan. Pengalaman selama ini benur tersebut masih sehat selama 27 jam perjalanan ke tambak di Bangka dengan volume 300-400 ekor/kantong.

“Selain itu kami terus melakukan riset terhadap munculnya penyakit baru udang Vanamei dan terus berkoordinasi dengan lembaga riset di Belanda. Semua ini kami lakukan agar petambak udang bersemangat kembali menjalankan budidaya melalui peningkatan produktivitas,” ujar Suseno di depan peserta diskusi yang hadir dari berbagai sentra budidaya udang di Lampung.

Disebutkannya, PT SBI juga mendirikan Sakti Akademi bekerja sama dengan IPB Bogor, Unila dan AUP Jakarta guna mempersiapkan SDM yang siap bekerja di tambak setelah tamat dari perguruan tinggi. “Adik-adik yang baru freshgraduateini kita didik dulu di Sakti Akademi agar siap kerja di tambak,” ungkapnya.

Suseno menambahkan, dalam upaya mencari solusi setiap permasalahaan di tambak pihaknya terbuka menerima masukan dari lapangan. “Mari kita berkolaborasi dan bersinergi guna memajukan budidaya udang di daerah ini,” tutupnya jelang sesi pemaparan materi diskusi.
 

author

Sakti Biru Indonesia

Shrimp Aquaculture Company