Cara Optimalkan Pencernaan Udang Agar Hasil Maksimal

Selain berfungsi mengubah nutrisi dari pakan menjadi energi yang dibutuhkan udang, saluran pencernaan juga bertugas sebagai benteng terakhir dalam sistem pertahanan tubuh udang terhadap serangan penyakit.

by Sakti Biru Indonesia • Published on July 2, 2025

Proses pencernaan dan penyerapan nutrisi yang baik merupakan salah satu kunci utama keberhasilan dalam budidaya udang. Jika proses ini berjalan optimal, maka efisiensi penggunaan pakan akan meningkat, pertumbuhan udang lebih cepat, dan kesehatannya pun terjaga. Untuk itu, diperlukan strategi yang menyeluruh pada setiap tahapan dalam sistem pencernaan udang.

Menurut Akrom Muflih, seperti dikutip dari pakanpabrik.com, saluran pencernaan udang menjalankan beberapa proses penting, seperti pencernaan (digestion), sekresi, penyerapan nutrisi, hingga distribusi nutrisi ke seluruh tubuh udang. Semua tahapan ini harus berlangsung lancar agar udang bisa tumbuh maksimal dan tetap sehat. Jika ada satu saja proses yang terganggu, maka performa udang secara keseluruhan bisa menurun. 

Peran Tambahan Saluran Pencernaan Sebagai Pertahanan Tubuh

Menurut Akrom, Sebelum menyusun strategi untuk mengoptimalkan saluran pencernaan—atau yang dikenal dengan istilah shrimp intestinal integrity—penting bagi petambak untuk memahami fungsi utama dan tambahan dari organ ini. Selain berfungsi mengubah nutrisi dari pakan menjadi energi yang dibutuhkan udang, saluran pencernaan juga bertugas sebagai benteng terakhir dalam sistem pertahanan tubuh udang terhadap serangan penyakit.

Saluran pencernaan sering menjadi target utama serangan patogen, seperti bakteri Vibrio, endoparasit dan ektoparasit, serta gregarin (protozoa parasit). Karena itu, fungsi perlindungan ini juga harus dioptimalkan agar udang tetap sehat sepanjang siklus budidaya.
 

Strategi Mengoptimalkan Proses Pencernaan

Karena saluran pencernaan memiliki dua peran penting—yakni mencerna nutrisi dan menjadi bagian dari sistem pertahanan tubuh—maka pendekatannya pun harus dua arah. Pertama, memenuhi kebutuhan nutrisi dasar udang. Kedua, menyediakan kebutuhan khusus untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan melalui tambahan suplemen seperti vitamin, mineral, asam organik, dan probiotik.

1. Nutrisi Dasar

Kebutuhan nutrisi dasar biasanya telah dipenuhi oleh para petambak melalui penggunaan pakan pabrik yang telah terstandarisasi. Komposisi nutrisi dan kualitas bahan baku sangat menentukan seberapa efisien proses pencernaan dan penyerapan nutrisi terjadi di dalam tubuh udang.

Namun perlu diingat, bahan baku berbasis nabati pada pakan terkadang mengandung zat anti-nutrisi yang bisa mengganggu proses pencernaan. Oleh karena itu, petambak perlu memastikan bahwa bahan nabati yang digunakan dalam pakan sudah melalui proses pengurangan zat anti-nutrisi tersebut.

2. Suplemen Vitamin dan Mineral

Upaya selanjutnya adalah pemberian suplemen tambahan dalam bentuk vitamin dan mineral. Kebutuhan ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi lingkungan dan respon udang terhadap perubahan di tambak.

Pada umumnya, pakan pabrikan sudah dilengkapi premiks vitamin dan mineral untuk kondisi budidaya yang normal. Namun, saat kualitas air di tambak menurun atau terjadi perubahan drastis, udang membutuhkan dukungan tambahan untuk beradaptasi.

Saat ini juga sudah tersedia pakan fungsional dari beberapa produsen, yang dirancang khusus untuk membantu menjaga kesehatan dan mempercepat pertumbuhan udang melalui tambahan suplemen dan zat aditif tertentu.

3. Asam Organik

Asam organik menjadi tambahan lain yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan khusus udang. Bahan ini berfungsi ganda—membantu meningkatkan efisiensi nutrisi dalam pakan sekaligus bersifat antimikroba.

Asam organik mampu menurunkan pH pakan dan saluran pencernaan. Penurunan pH ini berperan penting dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Vibrio parahaemolyticus, yang dikenal sebagai penyebab penyakit AHPND. Bakteri ini berkembang baik pada pH 7,8 hingga 8,6, tetapi sangat sensitif terhadap kondisi asam di bawah pH 3,6. Bahkan jenis Vibrio lainnya juga tidak tahan berada pada pH 5 selama 15 menit. 

Oleh karena itu, dengan menurunkan pH pakan hingga mendekati angka tersebut, maka pH di saluran pencernaan udang juga ikut turun dan mampu menghambat perkembangan bakteri.

Tak hanya itu, asam organik juga bisa memperpanjang mikrovili—struktur kecil pada dinding saluran pencernaan—sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih efektif. Sebagai agen antimikroba, asam organik bekerja dengan cara masuk ke dalam dinding sel bakteri, merusak organelnya, dan menurunkan pH di dalam sitoplasma hingga menyebabkan bakteri lisis. 

Namun, efek ini hanya bisa terjadi jika asam organik tersebut memiliki coating (lapisan pelindung) yang baik, agar bisa mencapai bagian tengah hingga belakang saluran pencernaan.

4. Agen Biologis: Probiotik

Pendekatan terakhir dalam mengoptimalkan saluran pencernaan adalah dengan menambahkan agen biologis berupa probiotik. Meski sudah banyak digunakan di kalangan petambak, efektivitas probiotik kadang kurang maksimal akibat cara aplikasi yang belum tepat.

Menurut Akrom, probiotik yang dicampurkan secara manual ke dalam pakan sering kali larut di air sebelum mencapai targetnya di saluran pencernaan. Ia menekankan bahwa tantangan utama saat ini adalah bagaimana memastikan bahan tambahan seperti probiotik bisa menjangkau seluruh bagian pencernaan—mulai dari mulut, lambung, hingga usus belakang.

Probiotik ideal sebaiknya sudah melalui proses mikroenkapsulasi atau coating yang baik, sehingga mampu bertahan dan bekerja secara efektif di dalam sistem pencernaan udang.

author

Sakti Biru Indonesia

Shrimp Aquaculture Company