Industri budidaya udang vaname di Indonesia masih menunjukkan prospek yang menjanjikan, meskipun berbagai tantangan seperti penyakit terus membayangi. Pasar ekspor yang luas dan harga jual yang kompetitif menjadikan komoditas ini tetap menarik untuk dikembangkan. Sehingga, baik swasta maupun pemerintah terus mendorong perbaikan industri ini dari beragam aspek.
Salah satu upaya strategis yang terus didorong adalah perbaikan genetik induk udang. Genetik memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan budidaya, di samping faktor manajemen dan lingkungan. Berbagai produsen broodstock pun terus melakukan inovasi untuk menghasilkan induk unggul yang lebih tahan terhadap penyakit serta memiliki performa pertumbuhan yang optimal.
Di lapangan, karakteristik tambak udang di Indonesia sangat beragam. Ada zona yang sangat ideal (zona hijau), namun juga banyak tambak yang berada di lingkungan kurang ideal hingga ekstrem (zona merah dan hitam). Setiap zona ini memerlukan benur dengan karakteristik genetik yang berbeda: zona hijau cocok untuk benur dengan genetik pertumbuhan cepat, sedangkan zona merah dan hitam membutuhkan benur dengan daya tahan yang lebih tinggi.
Berbagai perusahaan baik lokal maupun internasional kini telah menawarkan induk dengan keunggulan genetik spesifik. Beberapa fokus pada daya tahan (survival), sementara yang lain menawarkan pertumbuhan cepat atau bahkan toleransi terhadap salinitas rendah. Strategi pemuliaan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan petambak yang beragam dan mendukung produktivitas di berbagai kondisi lingkungan.
Selain perusahaan swasta, pemerintah melalui balai pembenihan juga berperan dalam penyediaan induk berkualitas, khususnya untuk petambak tradisional yang seringkali kurang terjangkau oleh layanan teknologi modern. Langkah ini menjadi bagian dari strategi inklusif agar semua segmen budidaya dapat berkontribusi terhadap target peningkatan produksi nasional.
Pengetahuan mengenai perbedaan genetik antar-benur juga penting diketahui para petambak. Banyak petambak yang menganggap semua benur serupa, padahal masing-masing memiliki performa berbeda dalam merespons lingkungan dan penyakit. Pemilihan benur yang tepat dapat mengurangi risiko kegagalan dan meningkatkan efisiensi produksi.
Faktor Pendukung
Di sisi lain, genetik yang baik tidak menjamin performa optimal tanpa dukungan faktor lain seperti nutrisi dan manajemen. Pakan, misalnya, memainkan peran vital dalam mengekspresikan potensi genetik udang karena merupakan komponen pertama yang langsung berinteraksi dengan sistem biologis udang. Begitu pula dengan manajemen pemeliharaan dan kualitas lingkungan budidaya, yang harus ditingkatkan secara paralel.
Dengan pendekatan menyeluruh dan kolaboratif, perbaikan genetik induk bukan hanya menjadi solusi untuk menghadapi tantangan penyakit, tetapi juga menjadi fondasi penting untuk meningkatkan daya saing udang vaname Indonesia di pasar global.