Memahami Daya Dukung dalam Budidaya Udang dan Faktor-faktor Penentunya

Daya dukung merujuk pada jumlah biomassa maksimum yang dapat didukung oleh unit produksi sambil tetap menjaga kualitas air dalam batas yang dapat diterima bagi hewan yang dibudidayakan

by Sakti Biru Indonesia • Published on July 2, 2025

Budidaya udang intensif berperan penting dalam memenuhi permintaan seafood yang terus meningkat secara global. Untuk mengoptimalkan produksi udang di tambak intensif, memahami konsep daya dukung sangatlah penting. Artikel ini menyoroti pentingnya memahami daya dukung serta faktor-faktor utama dalam budidaya udang intensif guna mencapai hasil produksi yang optimal dan kesuksesan ekonomi di industri akuakultur.

Berikut adalah catatan kami dari materi yang disampaikan oleh John Hargreaves, Konsultan Akuakultur untuk USSEC, pada acara Shrimp Club Indonesia untuk wilayah Jawa Barat dan Banten.

Daya dukung merujuk pada jumlah biomassa maksimum yang dapat didukung oleh suatu unit produksi dengan tetap menjaga kualitas air dalam batas yang dapat diterima bagi spesies yang dibudidayakan. Beberapa faktor memengaruhi daya dukung dalam sistem produksi udang, termasuk ketersediaan infrastruktur, kualitas air dan tanah, kondisi musim, riwayat performa tambak, dan pengalaman petambak.

Salah satu pertimbangan utama dalam memaksimalkan kepadatan tebar adalah ketersediaan pasokan oksigen untuk udang. Aliran oksigen ke dasar tambak sangat penting untuk menjaga tingkat produksi. Faktor-faktor seperti fotosintesis, difusi, aerasi, respirasi air dan udang, serta respirasi sedimen, semuanya memengaruhi perhitungan daya dukung, membuatnya menjadi proses yang kompleks dan bervariasi.

Tingkat pemberian pakan juga memainkan peran penting dalam menentukan daya dukung tambak udang. Presentasi tersebut juga menjelaskan berbagai tingkat pemberian pakan berdasarkan sistem aerasi yang digunakan, mulai dari 35-50 kg/ha per hari tanpa aerasi hingga lebih dari 300 kg/ha per hari dalam sistem bioflok dengan penghilangan padatan yang baik. Hasil produksi di tambak udang dipengaruhi oleh kepadatan tebar, tingkat kelangsungan hidup, dan laju pertumbuhan, dengan faktor stres seperti rendahnya kadar oksigen terlarut yang berdampak pada produktivitas keseluruhan.

Aerasi yang efisien sangat penting dalam budidaya udang intensif, dengan aturan praktis bahwa 1 PH dapat mendukung sejumlah biomassa udang tertentu. Negara-negara seperti Ekuador, India, Vietnam, Thailand, dan Indonesia memiliki kepadatan tebar, tingkat aerasi, dan produktivitas yang berbeda-beda, yang menunjukkan pentingnya aerasi dalam memaksimalkan hasil produksi.

Presentasi ini juga membahas kebutuhan oksigen untuk pakan, yang menekankan oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen organik dalam pakan. Sistem budidaya udang vaname di Vietnam menunjukkan tingkat hasil yang berbeda berdasarkan jenis sistem yang digunakan, mulai dari sistem tradisional padi-udang hingga produksi udang super-intensif.

Sebagai kesimpulan, mengelola daya dukung sangat penting untuk menjaga keuntungan dalam operasi budidaya udang intensif. Dengan fokus pada faktor-faktor seperti pasokan oksigen, tingkat pemberian pakan, aerasi, dan strategi penebaran, petambak udang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan keberlanjutannya. Penerapan praktik terbaik, seperti menjaga kualitas air, menggunakan bibit udang yang telah ditingkatkan secara genetik, dan mengadopsi sistem budidaya multi-fase, dapat membantu memaksimalkan daya dukung dan produktivitas keseluruhan di tambak udang intensif.

author

Sakti Biru Indonesia

Shrimp Aquaculture Company